Dulu punya dulu sekali, ada sebuah negeri bernama Negeri Kayangan. Kenapa sampai disebut Negeri Kayangan, konon katanya, negeri itu kerap didatangi oleh bidadari-bidadari dari surga." Poniram, cucu laki-lakinya yang paling tua, menyela, "Pasti negeri itu sangat indah sekali." "Diam kau, Poniram," bentak sang Kakek.
Legenda Jaka Tarub - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Cerita Rakyat Jaka Tarub Beserta Ulasannya 2021 PosKata Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Karakter Bidadari-Bidadara Dalam 7 Wonders - Zetizen Cirebon Few Review 7 Wonders Summer Ballads Anglocita Perjalanan Suara Hati Tujuh Bidadari Universitas Multimedia Nusantara JAKA TARUB DAN 7 BIDADARI Tokoh Drama PDF Nama Nama 7 Bidadari Dari Kayangan SELENDANG HILANG !!! Nawang Wulan Tidak Bisa Kembali Ke Khayangan NYI RORO KIDUL - YouTube Tentang Asal-usul Dewi Nawang Wulan Istri Joko Tarub Netizen Word Bidadari dan Telaga Tumatenden Halaman 1 - ![LENGKAP] Kisah Jaka Tarub Dan Tujuh Bidadari - ASAL USUL & SEJARAH] LENGKAP] Kisah Jaka Tarub Dan Tujuh Bidadari - ASAL USUL & SEJARAH Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Cara Belajar Ilmu Gaib yang Baik dan Benar Turun Bantayan Cerita Kisah Cinta Jaka Tarub dan Dewi Nawang wulan Simbol Perkawinan Jaka Tarub dan Bidadari Nawangwulan - ANTVKLIK Begini Ekspresi Gading Martin Saat Curi Baju Gisella Anastasia - ShowBiz Kisah Tentang Surga dan Godaan 7 Bidadari dalam Teks Hindu - Kisah Cerita Dewi Nawang Wulan - Tayang Senin 4 Maret 2019, ini dia sipnosis sinetron Nyi Roro Kidul Info artis, musik dan Televisi Cerita Legenda Telaga Bidadari dan Ulasan Menariknya 2021 PosKata 7 Bidadari Langit NUR ADZ DZIKRA Kisah Jaka Tarub Dan Tujuh Bidadari - Histori keturunan bidadari dan dewa suryaden Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari - Ardian Nugroho â Cerita Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari Pernikahan Jaka Tarub dan Bidadari Nawang Wulan Ebook Anak Nyi Roro Kidul - Jaka Tarub dan Nawangwulan Legenda Masyarakat Jawa dan Eksistensi Kerajaan Mataram Islam - Belajar Sejarah Jaka Tarub dan Bidadari Nawang Wulan dari Line Webtoon 7 Wonders - Pena Pendidikan Pesona 8 Seleb pemain âLangit 7 Bidadariâ, bak 20 Nama Anak Bidadari Surga Dan Artinya Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari - Dunia Lukisan JAVADESINDO Art Gallery » LUKISAN LEGENDA " 7 BIDADARI DAN JAKA TARUB " DALAM NUANSA ALIRAN BERBEDA FENOMENA ALIH WAHANA KOMIK WEB 7 WONDERS KARYA METALU UPAYA MEMASYARAKATKAN SASTRA LISAN PADA GENERASI PENERUS BANGSA Uci Elly Jaka Tarub Dan 7 Bidadari The Movie by Ipung blank Misteri dan Mitos Air Terjun Sekar Langit, Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari » - Tempat Wisata Indonesia Pariwisata Indonesia Few Review 7 Wonders Summer Ballads Kelompok Siberat Mencinta Museum Kinara-Kinari - MITOLOGI PELANGI Oleh Dwi Klik Santosa PADA MUSIM MANGGASRI atau musim labuh ketiga, suatu ketika Kahyangan Suralaya kejatuhan mulad atau sinar menyilaukan dari angkasa yang berasal Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Mari Mengintip Tempat Mandi Bidadari Kayangan - YouTube Karakter Bidadari-Bidadara Dalam 7 Wonders - Zetizen Cirebon Cerita Rakyat PDF 72 Nama Bidadari Surga Firdaus dalam Islam - Abiabiz NASKAH DRAMA DAn jaka ngiyub Mari Nikmati Sejuknya Air Terjun Tujuh Bidadari Anglocita Perjalanan Suara Hati Tujuh Bidadari Universitas Multimedia Nusantara Detail Cerita Rakyat Jaka Tarub Dan 7 Bidadari Myanmar Art Dance Art Celestial Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari - Ardian Nugroho Penampilan Menawan Sederet Artis Cantik Tanah Air di Teater Langit 7 Bidadari, Siapa Favoritmu? - Halaman all - Saya tahu siapa sebenarnya Nyi Roro Kidul' Cerpen Nawangwulan âPurikâ Halaman 3 - Seven Wonders Jaka Tarub Sapa Wisatawan Eco Green Park MalangTIMES Ikut teater Langit 7 Bidadari, tampilan Ariel Tatum bak dewi kahy Jaka Tarub & 7 Bidadari versi Barat KASKUS Nama Nama 7 Bidadari Dari Kayangan Benarkah Dewi Nawang Wulan Berasal dari Khayangan? DOC Cerita Jaka Tarub Silvi Caem - Selendang Terbang Putri Bidadari Ebook Anak FENOMENA ALIH WAHANA KOMIK WEB 7 WONDERS KARYA METALU UPAYA MEMASYARAKATKAN SASTRA LISAN PADA GENERASI PENERUS BANGSA - PDF Download Gratis Kisah Joko Tarub dan 7 Bidadari - Jaka tarub Daftar Nama Dan Biodata Lengkap Pemain Nyi Roro Kidul MNCTV 2019 Tentang Sinopsis Cerita Rakyat Oheo dari Sulawesi Tenggara 2021 PosKata Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari - Curug 7 Bidadari Sumowono Kabupaten Semarang - Harian Trending Topik Legenda Tujuh Bidadari di Sumber Air Panas Desa Pencong Kabupaten Gowa - Gosulsel Begawan Ciptaning Detail 12 Cerita Rakyat Singkat Jaka Tarub And 7 Bidadari Dalam Bahasa Inggris Cerita Rakyat Dongeng Cerita Kisah Cinta Jaka Tarub dan Bidadari Nawang Wulan - FTV Misteri Ilahi Episode Jaka Tarub Dan 7 Bidadari - YouTube TRANS7 - Nawangwulan seorang bidadari dari kayangan tak bisa kembali keasal nya karena selendangnya hilang. Nawangwulan berucap akan mengabdi siapapun yang menolongnya. Jaka Tarub yang sedang berburu dihutan menolongnya dan kemudian mereka Sejarah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari VERSI LENGKAP Hidupkan Legenda Jaka Tarub Lewat Langit 7 Bidadari Ketika Sang Arjuna Tergoda 7 Bidadari - Akarasa Srambang Park Dan Legenda Jaka Tarub Cerita rakyat, Legenda, Air terjun âTantangan Pekan 4 ODOP Batch 7 Jaka Tarub dan 7 Bidadari Milenial Pagelaran Langit 7 Bidadari Angkat Cerita Legenda Jaka Tarub Kisah Legenda Dewi Nawang Wulan dan Jaka Tarub dari Jawa Tengah â The Jombang Taste Kisah Legenda Jaka Tarub dan Bidadari di Srambang Park Ngawi Halaman all - Kahyangan & Bidadari- â Mazagusâs Weblog Kisah Lahilote dan Bidadari Kahyangan - Legenda Gorontalo - Sakolaku Ratu Laut Selatan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lintang Kartika dan Legenda 7 Bidadari di Antariksa - Semua Halaman - Bobo Karakter Bidadari-Bidadara Dalam 7 Wonders - Zetizen Cirebon Petualangan Joko Tarub hadir dalam pentas âLangit 7 Bidadariâ - ANTARA News Jaka Tarub Dan 7 Bidadari Indosiar â Belajar Tayang Senin 4 Maret 2019, ini dia sipnosis sinetron Nyi Roro Kidul Info artis, musik dan Televisi Jaka Tarub & Nawang Wulan dan Kisah-Kisah Lainnya - Nuansa Cendekia Begini Ekspresi Gading Martin Saat Curi Baju Gisella Anastasia - ShowBiz Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari - Ardian Nugroho Jaka tarub NASKAH DRAMA DAn jaka ngiyub Pleiades Mitologi dan Signifikansinya dalam Budaya Jawa Taman Kayangan Bidadari Pesona 8 Seleb pemain âLangit 7 Bidadariâ, bak PUSAT BAHASA Curug 7 Bidadari Sumowono Kabupaten Semarang - Harian Trending Topik Mengenal Koleksi Benda Seni Kenegaraan Bag-1 Kartika Putri Menjadi Bidadari Hingga 23 Agustus Cantiknya Ketujuh Artis Indonesia di Langit 7 Bidadari
Tiarayang mengenakan gaun berwarna putih terlihat bak bidadari turun dari kayangan. foto: Instagram/@tiaraandini. 2. Ranty Maria sukses bikin pangling. Naysila Mirdad terlihat bak putri dongeng saat pemotrtan. Gayanya yang elegan ini membuatnya semakin memukau. foto: Instagram/@fdphotography90. 10. Ersya Aurelia tampil seolah bidadari dari
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-14 183157 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d74a71a7ab10a79 âą Your IP âą Performance & security by Cloudflare
MultiverseCerita Rakyat Lalan Belek - Diceritakan di sebuah hutan belantara terdapat sebuah mata air yang menjadi tempat mandi para bidadari dari kayangan. Ada tujuh bidadari, yang setiap malam bulan purnama tanggal empat belas, turun untuk mandi di sana. Ketujuh bidadari tersebut merupakan kakak-beradik yang diketahui bernama; Nawang Sasi
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Poniman, seorang kakek dari tiga orang cucu, memulai ceritanya di suatu senja di beranda rumahnya yang teduh dimana dirinya dikelilingi ketiga orang cucunya. "Dulu punya dulu sekali, ada sebuah negeri bernama Negeri Kayangan. Kenapa sampai disebut Negeri Kayangan, konon katanya, negeri itu kerap didatangi oleh bidadari-bidadari dari surga."Poniram, cucu laki-lakinya yang paling tua, menyela, "Pasti negeri itu sangat indah sekali.""Diam kau, Poniram," bentak sang Kakek. "Biarkan dulu Kakek bercerita sampai habis. Setelah itu, kau dan saudara-saudaramu yang lain bisa bertanya pada-atau-menanggapi cerita Kakek." "Betul itu, Kek," Painem, cucu perempuanya yang tertua, kakak dari Poniram, menimpali. "Poniram selalu begitu, Kek, suka menyela di antara pembicaraan orang lain. Hei kau, Poniram, kebiasaanmu itu sangat buruk dan menjengkelkan. Kau tahu tidak, itu sangat tidak sopan!" "Kalian berdua sama saja, sama-sama tidak tahu sopan santun, selalu menyela pembicaraan orang yang lebih tua dari Kalian," kata Poniman dengan kesal yang kedua matanya melotot seakan-akan ingin melompat keluar dari tempatnya. "Mau tidak Kakek lanjutkan ceritanya?""Mau..mau, Kek," sahut mereka serempak."Kalau begitu," ujar Poniman, "Kakek tidak mau mendengar ada yang bersuara sebelum Kakek ijinkan, paham Kalian?!" Poniram dan kedua saudaranya yang lain hanya menganggukkan kepala. Melihat hal itu, Poniman tersenyum bangga dan, dagunya sedikit dinaikkan ke atas, terlihat seperti orang yang baru saja menaklukkan segerombolan anak-anak anjing liar. "Oh ya, cerita Kakek tadi sampai dimana?" Poniman memegang dagunya yang sedikit memanjang dan hitam, tampak seperti seekor anjing hitam tua. "Kakek sudah ingat sekarang," serunya dengan mata berbinar. "Di kala senja, Kalian tidak akan sulit untuk menjumpai pelangi meluncur turun dari lengkung langit ke danau yang airnya biru, bening, untuk membersihkan tubuhnya yang kotor agar warna-warni tubuhnya semakin bersih dan terang. Saking beningnya air danau itu, dasarnya dapat Kalian lihat dari permukaannya yang tinggi. Seringkali juga bidadari-bidadari turun dari Surga, mandi dan mencuci selendangnya. Bahkan beberapa rakyat Negeri Kayangan itu sempat mendengarkan pembicaraan di antara para bidadari-bidadari itu, katanya, Negeri Kayangan lebih indah dan cantik daripada Surga," Poniman bercerita dengan penuh semangat membuat nafas tuanya terengah-engah. Ia mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan lagi, "Ketika malaikat-malaikat turun dari langit, dan telah melihat keindahan dan kecantikan alam Negeri Kayangan, juga rakyatnya yang ramah, para malaikat itu enggan untuk kembali naik ke langit. Ini juga, konon katanya, Negeri Kayangan lebih damai dan tenang daripada Surga." Poniman bertutur dengan lancarnya. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Lihat Cerpen Selengkapnya
Padasuatu malam, ditengah tidurnya yang lelap, Jaka Tarub bermimpi mendapat istri seorang bidadari nan cantik jelita dari kayangan. Begitu terbangun dan menyadari bahwa itu semua hanya mimpi, Jaka Tarub tersenyum sendiri. Walaupun demikian, mimpi indah barusan masih terbayang dalam ingatannya. Jaka Tarub tidak dapat tidur lagi.
ï»żAsal mula telaga Bidadari merupakan salah satu dongeng legenda Indonesia yang sangat populer. Di beberapa bagian cerita legenda ini sangat mirip sekali dengan dongeng Jaka Tarub. Penasaran dengan cerita rakyat nusantara ini? yuk kita ikuti bersama Dahulu kala, ada seorang pemuda tampan. Namanya Awang Sukma. Awang Sukma mengembara ke tengah-tengah hutan. Dia kagum melihat beragam kehidupan di hutan. Dia membangun rumah pohon di dahan pohon yang sangat besar. Dia tinggal di hutan dalam keharmonisan dan kedamaian. Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sukma diangkat menjadi penguasa daerah itu dan mendapat gelar âDatuâ . Sebulan sekali, Awang Sukma berkeliling wilayahnya, dan dia tiba di sebuah danau yang jernih. Danau itu berada di bawah pohon rindang dengan banyak buah. Burung-burung dan serangga hidup bahagia disana. âHmm, betapa indahnya danau ini! Hutan ini memiliki keindahan luar biasa,â ucap Datu Awang Sukma dalam hati. Keesokan harinya, ketika Datu Awang Sukma meniup serulingnya, ia mendengar suara ramai di danau. Di sela-sela tumpukan batu yang pecah, Datu Awang Sukma mengintip ke arah danau. Awang Sukma sangat heran sekaligus terkejut ketika melihat 7 gadis cantik sedang bermain air. âMungkinkah mereka bidadari?â pikir Awang Sukma. Dongeng Legenda Indonesia Asal Mula Telaga Bidadari Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diawasi dan mengabaikan selendang mereka yang digunakan untuk alat terbang, berserakan di sekitar danau. Salah satu selendang terletak di dekat Awang Sukma. âWah, ini kesempatan bagus untuk mendapatkan salah satu selendang itu,â gumam Datu Awang Sukma. Setelah mengambil satu selendang yang dekat dengannya, Datu Awang Sukma segera berlari untuk bersembunyi kembali. Namun saat berlari tidak sengaja dia menginjak ranting kering. âKrakâ Mendengar suara ranting kering patah, para gadis terkejut dan langsung mengambil selendang masing-masing. Mereka dengan tergesa-gesa terbang pergi meninggalkan danau dengan menggunakan selendang ajaib mereka. Namun ternyata ada seorang gadis yang tidak bisa menemukan selendangnya. Dia telah ditinggalkan oleh semua saudara perempuannya. Dia sangat ketakutan dan sedih ditinggalkan seorang diri. Saat itulah, Datu Awang Sukma keluar dari persembunyiannya. Dia berpura-pura tidak sengaja lewat danau tersebut lalu menanyakan apa yang terjadi. Putri bungsupun bercerita tentang apa yang dialaminya. âJangan khawatir tuan putri, aku akan membantu asal tuan putri tidak menolak untuk tinggal bersamaku,â pinta Datu Awang Sukma. Awalnya Putri bungsu masih ragu menerima uluran tangan Datu Awang Sukma. Namun karena tidak ada orang lain, dan dia sudah mulai takut sendirian, maka tidak ada jalan lain selain menerima bantuan Awang Sukma. Datu Awang Sukma mengagumi kecantikan Putri Bungsu. Begitu pula dengan putri bungsu. Dia senang berada di sekitar pemuda yang tampan dan gagah itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi suami-istri. Setahun kemudian seorang bayi perempuan cantik lahir dan diberi nama Kumalasari. Kehidupan keluarga Datu Awang Sukma sangat bahagia. Namun, suatu hari seekor ayam hitam naik ke gudang dan menggaruk permukaan lumbung padi. Saat Putri bungsu mencoba mengusir ayam hitam itu. Tiba-tiba matanya tertuju pada tabung bambu yang terletak didalam lumbung padi. Ketika tabung dibuka, Putri Bungsu terkejut dan bersorak. âIni selendang saya!â Puteri bungsu menangis. Selendang ajaib itu juga memeluknya. Putri bungsu merasa kecewa dengan suami yang ternyata selama ini telah membohonginya. Namun disisi lain dia juga saat menyayangi suami dan anaknya. Putri bungsu akhirnya memutuskan untuk kembali ke Kahyangan. âSekarang saatnya aku harus kembali !,â katanya pada dirinya sendiri. Putri bungsu segera mengenakan selendangnya sambil menggendong bayi. Datu Awang Sukma terpana melihat apa yang terjadi. Dia segera datang dan meminta maaf atas tindakan yang menyembunyikan selendang Putri Bungsu secara diam-diam. Datu Awang Sukma menyadari bahwa perpisahan tidak bisa dihindari. âKanda, tolong jaga dinda Kumalasari dengan baik,â kata putri bungsu kepada Datu Awang Sukma. âKetika anak kita merindukanku, ambil tujuh biji kemiri, dan masukkan ke dalam keranjang yang digoyang-goyang. Saya pasti akan segera datang menemuinya,â kata putri bungsu. Putri bungsu yang telah mengenakan selendangnya, kemudian terbang ke Kahyangan. Datu Awang Sukma sedih dan bersumpah untuk melarang keturunannya beternak anak ayam hitam yang dianggapnya membawa bencana. Tempat mandi putri bungsu dan enam bidadari lainnya kemudian dikenal dengan telaga Bidadari. Pesan moral dari Dongeng Legenda Indonesia ini adalah jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha dengan cara yang baik dan sah menurut hukum. Kita tidak boleh mencuri atau mengambil barang / properti orang lain karena suatu hari kita akan menerima hasil yang buruk. Baca juga dongeng dan legenda nusantara lainnya seperti Cerita Dongeng Anak Bergambar Legenda Timun MasDongeng Cerita Rakyat Legenda Asal Mula Terbentuknya Pulau SenuaCerita Cerita Legenda dan Dongeng Rakyat DuniaKumpulan Cerita Rakyat Legenda Nusantara TerpopulerCerita Legenda Nusantara Anak Kedelapan Prabu WasudewaCerita Rakyat Sumatera Utara Legenda Lubuk Emas
LegendaAwang Sukma dan Telaga Bidadari. By. Storyteller. Di pinggir hutan yang lebat, di pematang dirindungi pepohonan yang lebat dan rindang, terdapat sebuah telaga kecil yang tak seberapa dalam. Air nya jernih dan bening, meskipun musim kemarau tak pernah kering sekalipun. Di dekat telaga itu tinggallah seorang lelaki muda nan rupawan, Awang
Pada jaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub di sebuah desa di daerah Jawa Tengah. Ia tinggal bersama ibunya yang biasa dipanggil Mbok Milah. Ayahnya sudah lama meninggal. Sehari hari Jaka Tarub dan Mbok Milah bertani padi di sawah. Pada suatu malam, ditengah tidurnya yang lelap, Jaka Tarub bermimpi mendapat istri seorang bidadari nan cantik jelita dari kayangan. Begitu terbangun dan menyadari bahwa itu semua hanya mimpi, Jaka Tarub tersenyum sendiri. Walaupun demikian, mimpi indah barusan masih terbayang dalam ingatannya. Jaka Tarub tidak dapat tidur lagi. Ia keluar dan duduk di ambengan depan rumahnya sambil menatap bintang bintang di langit. Tak terasa ayam jantan berkokok tanda hari sudah pagi. Mbok Milah yang baru terjaga menyadari kalau Jaka Tarub tidak ada di rumah. Begitu ia melihat keluar jendela, dilihatnya anak semata wayangnya sedang melamun. âApa yang dilamunkan anakku ituâ, pikir Mbok Milah. Ia menebak mungkin Jaka Tarub sedang memikirkan untuk segera berumah tangga. Usianya sudah lebih dari cukup. Teman teman sebayanyapun rata rata telah menikah. Pikirannya itu membuat Mbok Milah berniat untuk membantu Jaka Tarub menemukan istri. Siang hari ketika Mbok Milah sedang berada di sawah, tiba tiba datang Pak Ranu pemilik sawah sebelah menghampirinya. âMbok Milah, mengapa anakmu sampai saat ini belum menikah juga ?â, tanya Pak Ranu membuka percakapan. âEntahlahâ, kata Mbok Milah sambil mengingat kejadian tadi pagi. âAda apa kau menanyakan itu Pak Ranu ?â, tanya Mbok Milah. Ia sedikit heran kenapa Pak Ranu tertarik dengan kehidupan pribadi anaknya. âTidak apa apa Mbok Milah. Aku bermaksud menjodohkan anakmu dengan anakku Laraswatiâ, jawab Pak Ranu. Mbok Milah terkejut mendengar niat Pak Ranu yang baru saja diutarakan. Ia sangat senang. Laraswati adalah seorang gadis perparas cantik yang tutur katanya lemah lembut. Ia yakin kalau Jaka Tarub mau menjadikan Laraswati sebagai istrinya. Walaupun demikian Mbok Milah tidak ingin mendahului anaknya untuk mengambil keputusan. Biar bagaimanapun ia menyadari kalau Jaka Tarub sudah dewasa dan mempunyai keinginan sendiri. âAku setuju Pak Ranu. Tapi sebaiknya kita bertanya dulu pada anak kita masing masingâ, kata Mbok Milah bijak. Pak Ranu mengangguk angguk. Ia pikir apa yang dikatakan Mbok Milah benar adanya. Hari berganti hari. Mbok Milah belum juga menemukan waktu yang tepat untuk membicarakan rencana perjodohan Jaka Tarub dan Laraswati. Ia takut Jaka Tarub tersinggung. Mungkin juga Jaka Tarub telah memiliki calon istri yang belum dikenalkan padanya. Lama kelamaan Mbok Milah lupa akan niatnya semula. Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang sangat senang berburu. Ia juga seorang pemburu yang handal. Keahliannya itu diperolehnya dari mendiang ayahnya. Jaka Tarub seringkali diajak berburu oleh ayahnya sedari kecil. Pagi itu Jaka Tarub telah siap berburu ke hutan. Busur, panah, pisau dan pedang telah disiapkannya. Iapun pamit pada ibunya. Mbok Milah terlihat biasa biasa saja melepaskan kepergian Jaka Tarub. Ia berharap anaknya itu akan membawa pulang seekor menjangan besar yang bisa mereka makan beberapa hari ke depan. Tak lama kemudian Mbok Milah masuk ke kamarnya. Ia bermaksud beristrihat sejenak sebelum berangkat ke sawah. Maklumlah, Mbok Milah sudah tua. Tak memakan waktu lama di tengah hutan, Jaka tarub berhasil memanah seekor menjangan. Hatinya senang. Segera saja ia memanggul menjangan itu dan bermaksud segera pulang. Nasib sial rupanya datang menghampiri. Tengah asyik berjalan, tiba tiba muncul seekor macan tutul di hadapan Jaka Tarub. Macan itu mengambil ancang ancang untuk menyerang. Jaka tarub panik. Ia segera melepaskan menjangan yang dipanggulnya dan mencabut pedang dari pinggangnya. Sang macan bergerak sangat cepat. Ia segera menggigit menjangan itu dan membawanya pergi. Jaka Tarub terduduk lemas. Bukan hanya kaget atas peristiwa yang baru dialaminya, iapun merasa heran. Baru kali ini nasibnya sesial ini. Hewan buruan sudah ditangan malah dimangsa binatang buas. âPertanda apa ini ?â, pikirnya. Jaka Tarub segera menepis pikiran buruk yang melintas di benaknya. Setelah beristirahat sejenak, ia segera berjalan lagi. Nasib sial belum mau meninggalkan Jaka tarub. Setelah berjalan dan menunggu beberapa kali, tak seekor hewan buruanpun yang melintas. Matahari makin meninggi. Jaka Tarub merasa lapar. Tak ada bekal yang dibawanya karena ia memang yakin tak akan selama ini berada di hutan. Akhirnya Jaka Tarub memutuskan untuk pulang walau dengan tangan hampa. Ketika Jaka Tarub mulai memasuki desanya, ia heran melihat banyak orang yang berjalan tergesa gesa menuju ke arah yang sama. Bahkan ada beberapa orang yang berpapasan dengannya terlihat terkejut. Walaupun merasa heran Jaka Tarub enggan untuk bertanya. Rasa lapar yang menderanya membuat Jaka Tarub ingin cepat cepat sampai di rumah. Jaka Tarub tertegun memandang rumahnya yang sudah nampak dari kejauhan. Banyak orang berkerumun di depan rumahnya. Bahkan orang orang yang tadi dilihatnya berjalan tergesa gesa ternyata menuju ke rumahnya juga. âAda apa ya ?â, pikirnya. Jaka Tarub mulai tidak enak hati. Ia segera berlari menuju rumahnya. âAda apa ini ?â, tanya Jaka Tarub setengah berteriak. Orang orang terkejut dan menoleh kearahnya. Pak Ranu yang memang menunggu kedatangan Jaka Tarub sedari tadi langsung menghampiri dan menepuk nepuk bahu Jaka Tarub. âSabar nak..â, katanya sambil membimbing Jaka Tarub memasuki rumah. Mata Jaka Tarub langsung tertuju pada sesosok tubuh yang terbujur kaku diatas dipan di ruang tengah. Beberapa detik kemudian Jaka Tarub menyadari kalau ibunya telah meninggal. Jaka Tarub tak sanggup menahan air mata. Inilah bukti atas firasat buruk yang kurasakan sejak pagi, pikirnya. Jaka Tarub tak sanggup berbuat apa apa. Ia hanya termenung memandang wajah Mbok Milah. Cerita Pak Ranu bahwa istrinya yang menemukan Mbok Milah telah meninggal dunia dalam tidurnya tadi pagi tak dihiraukannya. Ia merenungi nasibnya yang kini sebatang kara. Jaka Tarub juga menyesal belum memenuhi keinginan ibunya melihat ia berumah tangga dan menimang cucu. Tapi semua tinggal kenangan. Kini ibunya telah beristirahat dengan tenang. Sepeninggal ibunya, Jaka Tarub mengisi hari harinya dengan berburu. Hampir setiap hari ia berburu ke hutan. Hasil buruannya selalu ia bagi bagikan ke tetangga. Hanya dengan berburu, Jaka Tarub bisa melupakan kesedihannya. Seperti pagi itu, Jaka Tarub telah bersiap siap untuk berangkat berburu. Dengan santai ia berjalan menuju Hutan Wanawasa karena hari masih pagi. Ketika sampai di hutanpun Jaka tarub hanya menunggu hewan buruan lewat di depannya. Tak terasa hari sudah siang. Tak satupun hewan buruan yang didapat Jaka Tarub. Ia justru lebih banyak melamun. Karena rasa haus yang baru dirasakannya, Jaka Tarub melangkahkan kakinya kea rah danau. Danau yang terletak di tengah Hutan Wanawasa itu dikenal masyarakat sebagai Danau Toyawening. Ketika hampir sampai di danau itu, Jaka Tarub menghentikan langkah kakinya. Telinganya menangkap suara gadis gadis yang sedang bersenda gurau. âMungkin ini hanya hayalanku sajaâ, pikirnya heran.âMana mungkin ada gadis gadis bermain main di tengah hutan belantara begini ?â. Dengan mengendap endap Jaka Tarub melangkahkan kakinya lagi menuju Danau Toyawening. Suara tawa gadis gadis itu makin jelas terdengar. Jaka Tarub mengintip dari balik pohon besar kearah danau. Alangkah terkejutnya Jaka Tarub menyaksikan tujuh orang gadis cantik sedang mandi di Danau Toyawening. Jantungnya berdegub makin kencang. Jaka Tarub memperhatikan satu satu gadis di danau itu. Semuanya berparas sangat cantik. Dari percakapan mereka, Jaka Tarub tahu kalau tujuh orang gadis itu adalah bidadari yang turun dari kayangan. âApakah ini arti mimpiku waktu itu ?â, pikirnya senang. Mata Jaka Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar di pinggir danau. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda. âJika aku mengambil salah satu pakaian bidadari ini, tentu yang punya tidak akan dapat kembali ke kayanganâ, gumam Jaka Tarub. Wajahnya dihiasi senyum manakala membayangkan sang bidadari yang bajunya ia curi akan bersedia menjadi istrinya. Dengan hati hati Jaka Tarub berjalan menghampiri tumpukan baju itu. Ia berjalan sangat perlahan. Jika para bidadari itu menyadari kehadirannya, tentu semua rencananya akan buyar. Jaka Tarub memilih baju berwarna merah. Setelah berhasil, Jaka Tarub buru buru menyelinap ke balik semak semak. Tiba tiba seorang dari bidadari itu berkata â, Ayo kita pulang sekarang. Hari sudah soreâ. âYa benar. Sebaiknya kita pulang sekarang sebelum matahari terbenamâ, tambah yang lain. Para bidadari itu keluar dari danau dan mengenakan pakaian mereka masing masing. âDimana bajuku ?â, teriak salah seorang bidadari. âSiapa yang mengambil bajuku ?â, tanyanya dengan suara bergetar menahan tangis. âDimana kau taruh bajumu Nawangwulan ?â, tanya seorang bidadari kepadanya. âDisini. Sama dengan baju kalian..â, Nawangwulan menjawab sambil menangis. Ia terlihat sangat panik. Tanpa bajunya, mana mungkin ia bisa pulang ke Kayangan. Apalagi selendang yang dipakainya untuk terbang ikut raib juga. Karena Nawangwulan tidak menemukan bajunya, ia segera masuk kembali ke Danau Toyawening. Teman temannya yang lain membantu mencari baju Nawangwulan. Usaha mereka sia sia karena baju Nawangwulan sudah dibawa pulang Jaka Tarub ke rumahnya. Akhirnya seorang bidadari berkata âNawangwulan, maafkan kami. Kami harus segera pulang ke kayangan dan meninggalkanmu disini. Hari sudah menjelang soreâ. Nawangwulan tidak dapat berbuat apa apa. Ia hanya bisa mengangguk dan melambaikan tangan kepada keenam temannya yang terbang perlahan meninggalkan Danau Toyawening. âMungkin memang nasibku untuk menjadi penghuni bumiâ, pikir Nawangwulan sambil mencucurkan air mata. Nawangwulan kelihatan putus asa. Tiba tiba tanpa sadar ia berucap âBarangsiapa yang bisa memberiku pakaian akan kujadikan saudara bila ia perempuan, tapi bila ia laki laki akan kujadikan suamikuâ. Jaka Tarub yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Nawangwulan dari balik pohon tersenyum senang. âAkhirnya mimpiku menjadi kenyataanâ, pikirnya. Jaka Tarub keluar dari persembunyiannya dan berjalan kearah danau. Ia membawa baju mendiang ibunya yang diambilnya ketika pulang tadi. Jaka Tarub segera meletakkan baju yang dibawanya diatas sebuah batu besar seraya berkata âAku Jaka Tarub. Aku membawakan pakaian yang kau butuhkan. Ambillah dan pakailah segera. Hari sudah hampir malamâ. Jaka Tarub meninggalkan Nawangwulan dan menunggu di balik pohon besar tempatnya bersembunyi. Tak lama kemudian Nawangwulan datang menemuinya. âAku Nawangwulan. Aku bidadari dari kayangan yang tidak bisa kembali kesana karena bajuku hilangâ, kata Nawangwulan memperkenalkan diri. Ia memenuhi kata kata yang diucapkannya tadi. Tanpa ragu Nawangwulan bersedia menerima Jaka Tarub sebagai suaminya. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa rumah tangga Jaka Tarub dan Nawangwulan telah dikaruniai seorang putri yang diberi nama Nawangsih. Tak seorangpun penduduk desa yang mencurigai siapa sebenarnya Nawangwulan. Jaka Tarub mengakui istrinya itu sebagai gadis yang berasal dari sebuah desa yang jauh dari kampungnya. Sejak menikah dengan Nawangwulan, Jaka Tarub merasa sangat bahagia. Namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya selama ini. Jaka Tarub merasa heran mengapa padi di lumbung mereka kelihatannya tidak berkurang walau dimasak setiap hari. Lama lama tumpukan padi itu semakin meninggi. Panen yang diperoleh secara teratur membuat lumbung mereka hampir tak muat lagi menampungnya. Pada suatu pagi, Nawangwulan hendak mencuci ke sungai. Ia menitipkan Nawangsih pada Jaka Tarub. Nawangwulan juga mengingatkan suaminya itu untuk tidak membuka tutup kukusan nasi yang sedang dimasaknya. Ketika sedang asyik bermain dengan Nawangsih yang saat itu berumur satu tahun, Jaka Tarub teringat akan nasi yang sedang dimasak istrinya. Karena terasa sudah lama, Jaka Tarub hendak melihat apakah nasi itu sudah matang. Tanpa sadar Jaka Tarub membuka kukusan nasi itu. Ia lupa akan pesan Nawangwulan. Betapa terkejutnya Jaka Tarub demi melihat isi kukusan itu. Nawangwulan hanya memasak setangkai padi. Ia langsung teringat akan persediaan padi mereka yang semakin lama semakin banyak. Terjawab sudah pertanyaannya selama ini. Nawangwulan yang rupanya telah sampai di rumah menatap marah kepada suaminya di pintu dapur. âKenapa kau melanggar pesanku Mas ?â, tanyanya berang. Jaka Tarub tidak bisa menjawab. Ia hanya terdiam. âHilanglah sudah kesaktianku untuk merubah setangkai padi menjadi sebakul nasiâ, lanjut Nawangwulan. âMulai sekarang aku harus menumbuk padi untuk kita masak. Karena itu Mas harus menyediakan lesung untukkuâ. Jaka Tarub menyesali perbuatannya. Tapi apa mau dikata, semua sudah terlambat. Mulai hari itu Nawangwulan selalu menumbuk padi untuk dimasak. Mulailah terlihat persediaan padi mereka semakin lama semakin menipis. Bahkan sekarang padi itu sudah tinggal tersisa di dasar lumbung. Seperti biasa pagi itu Nawangwulan ke lumbung yang terletak di halaman belakang untuk mengambil padi. Ketika sedang menarik batang batang padi yang tersisa sedikit itu, Nawangwulan merasa tangannya memegang sesuatu yang lembut. Karena penasaran, Nawangwulan terus menarik benda itu. Wajah Nawangwulan seketika pucat pasi menatap benda yang baru saja berhasil diraihnya. Baju bidadari dan selendangnya yang berwarna merah.. !! Bermacam perasaan berkecamuk di hatinya. Nawangwulan merasa dirinya ditipu oleh Jaka Tarub yang sekarang telah menjadi suaminya. Ia sama sekali tidak menyangka ternyata orang yang tega mencuri bajunya adalah Jaka Tarub. Segera saja keinginan yang tidak pernah hilang dari hatinya menjadi begitu kuat. Nawangwulan ingin pulang ke asalnya, kayangan. Sore hari ketika Jaka Tarub kembali ke rumahnya, ia tidak mendapati Nawangwulan dan anak mereka Nawangsih. Jaka Tarub mencari sambil berteriak memanggil Nawangwulan, yang dicari tak jua menjawab. Saat itu matahari sudah mulai tenggelam. Tiba tiba Jaka Tarub yang sedang berdiri di halaman rumah melihat sesuatu melayang menuju ke arahnya. Dia mengamatinya sesaat. Jaka Tarub terpana. Beberapa saat kemudian ia mengenali ternyata yang dilihatnya adalah Nawangwulan yang menggendong Nawangsih. Nawangwulan terlihat sangat cantik dengan baju bidadari lengkap dengan selendangnya. Jaka Tarub merasa dirinya gemetar. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Nawangwulan berhasil menemukan kembali baju bidadarinya. Hal ini berarti rahasianya telah terbongkar. âKenapa kau tega melakukan ini padaku Jaka Tarub ?â, tanya Nawangwulan dengan nada sedih. âMaafkan aku Nawangwulanâ, hanya itu kata kata yang sanggup diucapkan Jaka Tarub. Ia terlihat sangat menyesal. Nawangwulan dapat merasakan betapa Jaka Tarub tidak berdaya di hadapannya. âSekarang kau harus menanggung akibat perbuatanmu Jaka Tarubâ, kata Nawangwulan. âAku akan kembali ke kayangan karena sesungguhnya aku ini seorang bidadari. Tempatku bukan disiniâ, lanjutnya. Jaka Tarub tidak menjawab. Ia pasrah akan keputusan Nawangwulan. âKau harus mengasuh Nawangsih sendiri. Mulai saat ini kita bukan suami istri lagiâ, kata Nawangwulan tegas. Ia menyerahkan Nawangsih ke pelukan Jaka Tarub. Anak kecil itu masih tertidur lelap. Ia tidak sadar bahwa sebentar lagi ibunya akan meninggalkan dirinya. âBetapapun salahmu padaku Jaka Tarub, Nawangsih tetaplah anakku. Jika ia ingin bertemu denganku suatu saat nanti, bakarlah batang padi, maka aku akan turun menemuinyaâ, tutur Nawangwulan sambil menatap wajah Nawangsihbakarâ, lanjut Nawangwulan.
Daripercakapan mereka, Jaka Tarub tahu kalau tujuh orang gadis itu adalah bidadari yang turun dari kayangan. "Apakah ini arti mimpiku waktu itu?" Pikirnya dengan hati yang sangat senang. Jaka Tarub melihat tumpukan pakaian bidadari di atas sebuah batu besar. Semua pakaian itu memiliki warna yang berbeda-beda.
Hoteldi Bintan; Download; Kamis, 16 Desember 2010. syair turun hujan Hujan turun membasahi bumi. Rumput yang layu hidup kembali. Cahaya terang hilang seketika. Hujan pun turun bagaikan gempa. Deras dan kuat menghacuri taman bunga. Bunga yang indah hancur ditangkai. Tanah yang ku timbun hancur berkecai. Cacing-cacing masuk kedala tanah
M5ro4yR. mp35581j8q.pages.dev/310mp35581j8q.pages.dev/355mp35581j8q.pages.dev/310mp35581j8q.pages.dev/34mp35581j8q.pages.dev/178mp35581j8q.pages.dev/148mp35581j8q.pages.dev/114mp35581j8q.pages.dev/364mp35581j8q.pages.dev/328
dongeng bidadari turun dari kayangan